Mengapa Memilih Penilai Properti Berlisensi Itu Penting?

March 5, 2025

Standar Penilaian Properti di Indonesia: Mengapa Penilai Properti Berlisensi Dibutuhkan?

Penilai properti berlisensi memiliki peran krusial dalam berbagai aspek ekonomi, termasuk transaksi jual beli, pelaporan keuangan, penjaminan utang, dan investasi. Untuk memastikan bahwa nilai properti yang diperoleh mencerminkan kondisi yang sebenarnya, diperlukan standar dan regulasi yang ketat dalam proses penilaian. Di Indonesia, standar penilaian properti diatur dalam Standar Penilaian Indonesia (SPI) Edisi VII tahun 2018, yang dikeluarkan oleh Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI).

Dalam artikel ini, kita akan membahas standar penilaian properti yang berlaku di Indonesia, regulasi profesi penilai, serta mengapa memilih penilai properti berlisensi sangat penting guna menghindari dampak negatif dari penilaian yang tidak akurat.

Apa Saja Standar Penilaian Properti yang Berlaku di Indonesia?

Standar Penilaian Indonesia (SPI) merupakan pedoman yang mengatur proses penilaian properti agar sesuai dengan prinsip dan praktik terbaik yang berlaku secara internasional. SPI Edisi VII tahun 2018 disusun berdasarkan International Valuation Standards (IVS) 2017, memastikan bahwa standar penilaian di Indonesia sejajar dengan standar global.

Beberapa standar utama dalam SPI yang berkaitan dengan penilaian properti meliputi:

  • SPI 101 – Nilai Pasar Sebagai Dasar Nilai: Menjelaskan konsep nilai pasar dan prinsip-prinsip yang digunakan dalam menilai properti.
  • SPI 102 – Dasar Nilai Selain Nilai Pasar: Memberikan pedoman dalam menggunakan dasar nilai lain seperti nilai likuidasi atau nilai investasi.
  • SPI 103 – Lingkup Penugasan: Mengatur batasan dan ruang lingkup penugasan seorang penilai.
  • SPI 300 – Penilaian Real Properti: Standar khusus yang mengatur metode dan pendekatan dalam menilai properti fisik, seperti tanah dan bangunan.

Regulasi dan Prosedur yang Mengatur Profesi Penilai Properti

Profesi penilai properti berlisensi di Indonesia diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 101/PMK.01/2014 tentang Penilai Publik, yang telah mengalami perubahan melalui PMK Nomor 56/PMK.01/2017 dan PMK Nomor 228/PMK.01/2019.

Regulasi ini mengatur berbagai aspek profesi penilai, termasuk:

Izin dan Registrasi Penilai

  • Seorang penilai harus terdaftar dalam register Penilai yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan.
  • Untuk memperoleh izin, penilai harus memenuhi persyaratan pendidikan, pengalaman, dan kompetensi tertentu yang diselenggarakan oleh Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI).

Bidang Jasa Penilaian

  • Penilaian Properti (tanah, bangunan, dan aset terkait lainnya).
  • Penilaian Bisnis (penilaian entitas bisnis, aset tak berwujud, opini kewajaran).

Kode Etik dan Pengawasan

  • Setiap penilai wajib mengikuti Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) dan Standar Penilaian Indonesia (SPI).
  • Pelanggaran terhadap standar dapat dikenakan sanksi administratif hingga pencabutan izin.

Mengapa Memilih Penilai Properti Berlisensi Itu Penting?

Menggunakan jasa penilai properti berlisensi memberikan berbagai manfaat yang tidak bisa diabaikan. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa memilih penilai properti berlisensi sangat penting:

1. Legalitas dan Pengakuan Hukum

Penilaian yang dilakukan oleh penilai properti berlisensi memiliki kekuatan hukum dan dapat digunakan dalam berbagai transaksi resmi, seperti pengajuan pinjaman ke bank, pelaporan keuangan perusahaan, dan transaksi jual beli properti.

2. Objektivitas dan Akurasi

Penilai profesional bekerja secara independen dan berdasarkan metodologi yang telah ditetapkan dalam SPI. Mereka menggunakan pendekatan yang objektif dan transparan dalam menentukan nilai properti, sehingga hasil penilaian dapat dipercaya.

3. Menghindari Risiko Keuangan

Penilaian yang tidak akurat dapat mengakibatkan masalah seperti:

  • Pembelian properti dengan harga yang terlalu tinggi.
  • Kerugian akibat estimasi nilai properti yang terlalu rendah.
  • Masalah dalam perolehan kredit atau investasi akibat penilaian yang tidak valid.

4. Keamanan dalam Proses Hukum dan Perpajakan

Hasil penilaian yang sah dapat digunakan sebagai dasar dalam penyelesaian sengketa hukum atau untuk menentukan besaran pajak yang harus dibayarkan.

Contoh Kasus di Mana Penilaian yang Tidak Tepat Bisa Berakibat Buruk

Beberapa kasus yang menunjukkan dampak buruk dari penilaian yang tidak akurat antara lain:

  • Overvaluation Properti dalam Pinjaman Bank
    Jika sebuah properti dinilai terlalu tinggi, peminjam bisa mendapatkan pinjaman lebih besar dari nilai sebenarnya. Jika terjadi gagal bayar, bank bisa mengalami kerugian besar karena nilai jaminan lebih rendah dari pinjaman yang diberikan.
  • Underpricing dalam Penjualan Aset Perusahaan
    Sebuah perusahaan yang menjual aset propertinya dengan nilai lebih rendah dari harga pasar bisa mengalami kerugian finansial yang signifikan.
  • Ketidakcocokan dalam Laporan Keuangan
    Penilaian aset yang tidak akurat dalam laporan keuangan dapat menyebabkan perusahaan menghadapi audit atau sanksi dari regulator.

Kesimpulan

Penilai properti berlisensi berperan penting dalam menjaga akurasi dan keabsahan nilai properti di Indonesia. Dengan adanya Standar Penilaian Indonesia (SPI) dan regulasi terkait, profesi penilai diatur secara ketat untuk memberikan perlindungan kepada publik dan pemangku kepentingan lainnya.

Memilih penilai properti berlisensi bukan hanya keputusan yang bijak, tetapi juga langkah penting dalam menjaga nilai properti Anda. Pastikan selalu bekerja sama dengan penilai yang memiliki izin resmi dari Kementerian Keuangan dan beroperasi sesuai dengan standar yang berlaku.

Jika Anda membutuhkan jasa penilaian properti yang profesional dan terpercaya, hubungi KJPP Asmawi dan Rekan untuk mendapatkan layanan terbaik dalam menentukan nilai properti Anda!